Kesempatan Berinvestasi
di Yogyakarta


 

ICOR

12-11-2015 oleh DPMP

Incremental Capital Output Ratio (ICOR) merupakan suatu besaran tanpa satuan hitung yang menunjukkan besarnya tambahan kapital (investasi) baru yang dibutuhkan untuk menaikkan/menambah satu unit output. Nilai ICOR didapat dengan membandingkan nilai investasi yang ditanamkan terhadap tambahan output yang terjadi sepanjang periode investasi. Besaran ICOR adalah proxy efisiensi sebuah perekonomian dimana semakin rendah nilai ICOR berarti menunjukkan efisiensi relatif suatu perekonomian. Atau dengan kata lain nilai ICOR yang rendah mengindikasikan tingginya produktifitas kapital yang tinggi.

TABEL ICOR SEKTORAL TAHUNAN METODE STANDAR LAG 0 DENGAN PENDEKATAN INVESTASI  =PMTB + PERUBAHAN INVENTORI TAHUN 2009 -2013

Sektor/Subsektor 2009 2010 2011 2012 2013
1. Pertanian 3.10 3.18 2.78 2.68 3.54
a. Tanaman Bahan Makanan 2.67 2.70 1.87 2.38 2.39
b. Tanaman Perkebunan 1.83 1.66 1.63 1.70 1.56
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 3.12 3.04 2.77 2.74 3.63
d. Kehutanan  -   -   -   -   - 
e. Perikanan 3.37 3.08 2.82 2.61 2.48
2. Pertambangan & Penggalian 2.15 1.98 1.36 1.76 1.67
3. Industri Pengolahan  3.81 3.45 3.13 3.17 3.02
4. Listrik,Gas & Air Bersih 10.29 10.87 7.45 6.90 6.49
a. Listrik 10.04 11.35 7.47 7.00 6.58
b. Air Bersih 7.94 8.97 6.53 6.36 5.74
5. Konstruksi 5.00 4.46 3.15 3.16 3.04
6. Perdagangan,Hotel & Restoran 2.98 3.29 2.53 2.41 2.44
a. Perdagangan Besar dan Eceran 2.93 3.16 2.38 2.16 2.35
b. Hotel 1.71 3.12 2.53 2.57 3.24
c. Restoran 3.27 3.37 2.57 2.42 2.08
7. Pengangkutan & Komunikasi 7.76 8.04 6.14 5.91 5.98
a. Pengangkutan 8.78 8.74 6.76 6.16 6.19
b. Komunikasi 6.34 7.52 5.77 5.51 5.64
8. Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan 4.67 4.50 3.58 3.69 3.80
a. Bank 5.79 5.53 4.21 4.18 4.08
b. Lainnya 4.28 4.01 3.35 3.36 3.22
9. Jasa-jasa 3.31 3.20 2.66 2.96 2.93
a. Pemerintahan Umum 3.75 1.06 3.03 3.02 3.12
b. Swasta 2.47 2.22 2.10 2.83 2.47
PDRB 4.88 4.37 3.85 3.74 3.81

 Sumber: Buku ICOR Sektoral Kota Yogyakarta Tahun 2013

TABEL ICOR SEKTORAL TAHUNAN METODE AKUMULASI LAG=0 DENGAN PENDEKATAN INVESTASI  =PMTB

TAHUN 2009 -2013

Sektor/Subsektor ICOR
1. Pertanian 2.06
a. Tanaman Bahan Makanan 2.70
b. Tanaman Perkebunan 1.61
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 2.21
d. Kehutanan  - 
e. Perikanan 3.09
2. Pertambangan & Penggalian 1.65
3. Industri Pengolahan  3.27
4. Listrik,Gas & Air Bersih 7.74
a. Listrik 7.85
b. Air Bersih 6.56
5. Konstruksi 3.32
6. Perdagangan,Hotel & Restoran 2.69
a. Perdagangan Besar dan Eceran 2.53
b. Hotel 2.68
c. Restoran 2.74
7. Pengangkutan & Komunikasi 6.56
a. Pengankutan 7.03
b. Komunikasi 6.03
8. Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan 3.97
a. Bank 4.52
b. Lainnya 3.64
9. Jasa-jasa 2.97
a. Pemerintahan Umum 3.32
b. Swasta 2.38
PDRB 4.06

Sumber: Buku ICOR Sektoral Kota Yogyakarta Tahun 2013

TABEL ICOR SEKTORAL TAHUNAN METODE STANDAR LAG=0 DENGAN PENDEKATAN INVESTASI  =PMTB

TAHUN 2009 -2013

Sektor/Subsektor ICOR
1. Pertanian 3.06
a. Tanaman Bahan Makanan 2.40
b. Tanaman Perkebunan 1.68
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 3.06
d. Kehutanan  -
e. Perikanan 2.87
2. Pertambangan & Penggalian 1.78
3. Industri Pengolahan  3.32
4. Listrik,Gas & Air Bersih 8.40
a. Listrik 8.49
b. Air Bersih 7.11
5. Konstruksi 3.76
6. Perdagangan,Hotel & Restoran 2.73
a. Perdagangan Besar dan Eceran 2.60
b. Hotel 2.63
c. Restoran 2.74
7. Pengangkutan & Komunikasi 6.77
a. Pengankutan 7.33
b. Komunikasi 6.16
8. Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan 4.05
a. Bank 4.76
b. Lainnya 3.64
9. Jasa-jasa 3.01
a. Pemerintahan Umum 3.40
b. Swasta 2.42
PDRB 4.13

Sumber: Buku ICOR Sektoral Kota Yogyakarta Tahun 2013

  2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
ICOR 5.71 5.02 4.36 4.88 4.37 3.85 3.74 3.81
PERTUMBUHAN EKONOMI RIIL (axis kanan) 3.97% 4.46% 5.12% 4.46% 4.98% 5.64% 5.76% 5.30%

Sumber: Buku ICOR Sektoral Kota Yogyakarta Tahun 2013

Grafik di atas menunjukkan pergerakan ICOR di Kota Yogyakarta yang dinamis. ICOR pada tahun 2006 merupakan nilai ICOR tertinggi dalam kurun 8 tahun terakhir. Salah satu penyebab yang paling mungkin adalah bencana gempa bumi yang melumpuhkan perekonomian hampir seluruh wilayah di Provinsi DI Yogyakarta. Hasilnya adalah terhentinya sebagian besar proses produksi yang berarti "memperlambat" hasil investasi yang telah dilakukan setahun sebelumnya.

Kenapa Yogyakarta?

Jogja yang Istimewa
Jogja Strategis
Tujuan Wisata
Hunian Nyaman
Pasar Domestik yang Besar
Tingkat Pendidikan yang Memadai
Iklim Investasi yang Kondusif
Jogja Pusat Seni

Arsip Berita