Jogja Pusat Seni
17-11-2015 oleh DPMP
Pusat Seni/Kerajinan dan Industri Kreatif
Yogyakarta juga dikenal sebagai pusat kegiatan seni, baik seni pertunjukan, seni tari, maupun seni rupa. Hal ini terlihat dengan lahirnya seniman-seniman besar di Yogyakarta, seperti Affandi, Bagong Kusudiharjo, dan W.S Rendra. Atmosfir seni dan budaya yang telah mengakar di masyarakat di Yogyakarta secara tidak langsung juga mendorong tumbuhnya industri kerajinan di Yogyakarta. Sebagian besar ekspor Kota Yogyakarta berasal dari industri kerajinan tangan yang pada umumnya memiliki ciri khas dari suatu daerah sehingga sulit untuk ditiru dan menjadikan komoditas tersebut dapat bersaing di pasar Amerika maupun Eropa. Komoditas kerajinan pandan memiliki kontribusi terbesar dengan nilai total ekspor mencapai 7.016.979 US $ atau 23,43 persen dari total ekspor Kota Yogyakarta. Kontribusi terbesar kedua dimiliki oleh komoditas mebel kayu dengan nilai 6.073.175,11 US $ atau mencapai 20,28 persen.
Kota Yogyakarta memiliki kenggulan pada dimensi budaya, pendidikan, pariwisata dan kerajinan. Apabila diterapkan pada dunia bisnis, keempat potensi tersebut dapat dikembangkan untuk masuk dalam kategori industri budaya atau industri kreatif berbasis budaya, pariwisata, maupun IT. Kaos buatan para seniman, , bisnis fotografi, bisnis desain grafis, dan software merupakan beberapa produk industri kreatif yang telah berkembang di Yogyakarta. Keterbatasan wilayah dan sumber daya alam di Yogyakarta dipandang sangat sesuai untuk pengembangan industri kreatif karena pusat produksi industri ini adalah di otak dan kreatifitas manusia. Ketersediaan sumber daya manusia yang berbasis pendidikan seni dan teknologi turut mendukung potensi industri kreatif di Yogyakarta.